Jakarta — Penjualan mobil listrik di Indonesia mencatat lonjakan tajam pada Oktober 2025. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), wholesales mobil listrik pada bulan tersebut mencapai 13.935 unit, meningkat 245 persen dibandingkan September yang “hanya” tercatat 4.039 unit.
Dominasi BYD Atto 1
Lonjakan ini tidak lepas dari kontribusi besar model BYD Atto 1, yang menyumbang 9.396 unit dari total penjualan mobil listrik di Oktober 2025. Mobil mungil dari BYD ini menjadi sangat menarik karena dimensi kompak dan harga kompetitif, sehingga banyak dipesan.
Mobil Listrik Unggulan Lain
Selain Atto 1, beberapa model listrik lain juga mencatat distribusi yang cukup signifikan bulan lalu, antara lain:
- Wuling BinguoEV: 625 unit
- BYD Sealion 7: 524 unit
- BYD M6: 516 unit
- Chery J6: 386 unit
Momen Pemulihan Pasar Otomotif
Kenaikan penjualan listrik ini datang di saat pasar mobil nasional mulai menunjukkan sinyal pemulihan. Menurut laporan, distribusi mobil secara umum merangkak naik kembali setelah beberapa bulan melemah.
Faktor Pendorong
Beberapa faktor dinilai ikut mendorong lonjakan ini:
- Insentif Pemerintah: Subsidi pajak untuk mobil listrik masih berlaku di 2025, yang membuat harga mobil listrik semakin kompetitif dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
- Model Ramah Kota: Atto 1 yang kompak dan efisien sangat cocok untuk konsumen urban, menjadi salah satu pilihan favorit.
- Keyakinan Produsen: Produsen mobil listrik semakin optimistis dengan pertumbuhan pasar EV di Indonesia, terutama dengan bertambahnya pilihan model dan volume pengiriman yang tinggi.
Tantangan ke Depan
Meski pertumbuhan sangat kuat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:
- Insentif Berakhir: Beberapa insentif untuk mobil listrik impor (CBU) akan berakhir, yang bisa berdampak pada harga mobil listrik ke depan.
- Infrastruktur Pengisian: Agar pertumbuhan EV berkelanjutan, pembangunan stasiun pengisian daya (charging station) perlu dipercepat dan diperluas.
- Persaingan Semakin Ketat: Model-model EV baru terus berdatangan, baik dari merek Cina maupun merek lain, sehingga pabrikan lokal dan impor harus strategi lebih tajam.